Tasikmalaya – “Tidak harus ahli segalanya, tapi minimal tahu tools yang mendukung kerja kreatif.” Kalimat itu menjadi inti semangat yang ditegaskan oleh Dr. Lina Marlina , saat menjadi pemateri utama dalam Seminar Ekonomi bertajuk “Peran Generasi Z Dalam Menumbuhkan Ekonomi Kreatif Berbasis Digital” di Politeknik Triguna Tasikmalaya, Sabtu (3/5/2025)
Di hadapan mahasiswa yang memadati ruang Aula, ia menekankan bahwa Gen Z tidak harus ahli dalam semua bidang, tapi minimal menguasai alat bantu digital seperti Canva, CapCut, Notion, hingga ChatGPT.
Menurutnya, kreator sukses bukan karena fasilitas, melainkan karena konsistensi dan kemauan untuk belajar secara mandiri.
“Belajar dari YouTube, ikuti tutorial gratis, dan praktik tiap hari. Itulah cara bertumbuh di dunia digital,” ucapnya menyemangati peserta.
Ia juga menyoroti pentingnya membangun personal branding sebagai aset utama generasi muda.
“Tunjukkan keunikan kalian. Entah kalian ilustrator tema lokal atau videografer spesialis acara budaya. Aktiflah di LinkedIn, IG, Behance, atau buat blog portofolio,” tambahnya.
Potensi lokal Tasikmalaya bisa diolah menjadi kekuatan ekonomi baru melalui inovasi desain, kolaborasi lintas generasi, digitalisasi pemasaran, serta penguatan kualitas produk lewat kurasi dan sertifikasi.
“Produk lokal bisa tembus pasar nasional hingga global. Industri kriya bahkan bisa menjadi alat edukasi budaya dan sumber pekerjaan di bidang desain, e-commerce, hingga kurator produk,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa 85% jenis pekerjaan pada tahun 2030 belum ada saat ini. Dunia yang serba cepat dan terdigitalisasi menuntut kemampuan adaptif, kreatif, serta semangat kolaboratif.
“Tren digital berubah cepat. Dari podcast ke YouTube Shorts, dari IG ke Threads. Siapa yang bisa beradaptasi, dialah pemenangnya,” katanya sambil mengajak mahasiswa untuk aktif mengikuti tren, bergabung komunitas, dan terus memperluas jejaring kreatif.
Dunia bergerak cepat, dan masa depan bukan untuk ditunggu, melainkan untuk diciptakan. Dalam industri kreatif, mahasiswa tak hanya dituntut untuk bekerja, tetapi juga menginspirasi.
“Jika Tasikmalaya mampu melahirkan karya yang mendunia, maka Gen Z juga bisa memulai dari langkah kecil yang berdampak besar. Jangan takut gagal, takutlah jika tidak pernah mencoba. Mari jadikan kreativitas sebagai gaya hidup, dan bersiaplah menjadi generasi pembaharu yang menyongsong masa depan,” pungkasnya.
| |